Pramoedya Ananta Toer, seorang penulis dan pengarang Indonesia yang sangat produktif, menghasilkan 50 karya yang telah diterjemahkan ke dalam 41 bahasa asing pernah berkata, “Karena kau penulis, suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.”
Ungkapan ini mengandung makna yang mendalam tentang kekuatan tulisan dalam melampaui batasan ruang dan waktu.
Secara metaforis menyatakan bahwa melalui tulisan, seseorang dapat hidup melampaui keberadaan fisik dan rentang hidupnya di dunia. Tulisan menjadi semacam wadah atau medium yang mengabadikan pemikiran, gagasan, pengalaman, dan pengetahuan seseorang. Ketika dibaca oleh orang lain, bahkan berabad-abad setelah penulisnya tiada, esensi dari penulis tersebut seolah-olah hadir dan terus hidup dalam pikiran dan kesadaran pembaca.
Maka menulis lah, niscaya jiwamu akan hidup selamanya. Makna dan kebaikan sebagai penulis yaitu, sebagai berikut:
1. Keabadian Gagasan
Tulisan memungkinkan gagasan dan pemikiran seseorang untuk direkam dan ditransmisikan dari generasi ke generasi. Karya-karya tulis klasik, misalnya, terus dibaca dan dipelajari hingga kini, membuat pemikiran para penulisnya tetap relevan dan hidup ditengah masyarakat modern.
2. Warisan Pengetahuan
Melalui tulisan, pengetahuan dan kearifan dapat didokumentasikan dan diwariskan kepada generasi mendatang. Buku-buku pelajaran, catatan ilmiah, dan berbagai bentuk tulisan lainnya berperan penting dalam akumulasi dan penyebaran ilmu pengetahuan. Dengan demikian, kontribusi penulis dalam bidangnya terus hidup melalui karya tulisnya.
3. Pengaruh yang Abadi
Sebuah tulisan yang kuat dan berpengaruh dapat mengubah cara pandang, menginspirasi tindakan, dan bahkan membentuk peradaban. Dampak dari tulisan-tulisan tersebut dapat terasa jauh setelah penulisnya meninggal dunia, seolah-olah semangat dan visinya terus hidup dalam perubahan yang diakibatkannya.
4. Kenangan yang Terukir
Tulisan juga berfungsi sebagai catatan sejarah dan kenangan. Jurnal pribadi, surat-menyurat, dan memoar memungkinkan kita untuk merefleksikan masa lalu dan memahami pengalaman hidup seseorang. Melalui tulisan-tulisan ini, jejak kehidupan seseorang tetap hidup dalam ingatan dan catatan sejarah.
5. Koneksi Lintas Waktu
Ketika kita membaca tulisan dari masa lalu, kita seolah-olah terhubung dengan pikiran dan perasaan orang-orang yang hidup di zaman yang berbeda. Tulisan menjadi jembatan yang menghubungkan kita dengan masa lalu, membuat penulisnya seolah-olah hidup dan berbicara kepada kita melintasi batas waktu.
Kesimpulan
Ungkapan, “Karena kau penulis, suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.” Menjadi sebuah ajakan untuk menyadari kekuatan abadi dari tulisan. Melalui tulisan, kita tidak hanya merekam kata-kata, tetapi juga menanamkan benih gagasan, mewariskan pengetahuan, dan meninggalkan jejak pengaruh yang mungkin akan terus hidup dan memberi inspirasi bagi generasi-generasi mendatang. Jadi, mari menulis, dan biarkan kata-kata kita melampaui batas waktu.
(red)